CARA MUDAH CEGAH POWER STEERING BERMASALAH
CARA MUDAH CEGAH POWER STEERING BERMASALAH
Satu di antara komponen mobil yang penting untuk menunjang kenyamanan adalah perangkat power steering. Berkat peranti itu, Anda tak usah bersusah payah untuk mengendalikan mobil, terutama di saat parkir atau memutar arah laju mobil.
Namun, tidak sedikit di antara pemilik mobil yang mengabaikan kondisi peranti itu. Mereka umumnya percaya dan yakin kondi
si power steering baik-baik saja, pasalnya saat mengendarai mobil tidak ada gejala kerusakan.
“Padahal kerusakan di power steering, khususnya yang menggunakan sistem mekanis dengan cairan fluida, berawal dari hal-hal kecil,” papar Aang Kunaefi, mekanik senior Mitra Motor, Kemayoran, Jakarta Utara, Rabu (9/3).
Memang, power steering dengan sistem elektronik oleh pabrikan dirancang memiliki umur lebih panjang dan tidak memerlukan perawatan khusus. Oleh karena itu, yang dibahas di tulisan ini adalah power steering dengan sistem mekanis yang menggunakan cairan fluida untuk menggerakkan kotak steering.
Lantas apa saja akibat bila peranti rusak atau bermasalah, selain pengendalian stir mobil menjadi berat? Tetesan atau rembesan minyak power steering, kata Aang, sebenarnya juga berbahaya bila terkena di bagian mesin yang panas.
“Sebab berpotensi menimbulkan kebakaran. Di luar negeri mobil yang mengalami hal seperti itu ditarik, tetapi di kita karena kurangnya pemahaman jadi dianggap biasa saja,” kata dia.
Selain itu, bila telah terbiasa menggunakan power steering yang dengan mudah mengendalikan mobil, maka bila peranti itu tiba-tiba rusak selain tidak nyaman refleks juga tidak akan cepat. Meski terlihat sepele, namun akibatnya bisa fatal.
“Terlebih, kerusakan power steering juga sulit dikenali gejalanya secara sekilas,” terang Aang.
Lantas bagaimana cara mengenali gejala kerusakan? Apa yang harus dilakukan untuk mencegah kerusakan atau masalah? Berikut tips dari Aang:
1. Kenali gejala kerusakan
Cara untuk mengenali masalah ini memang gampang-gampang sulit. Pasalnya, gejala yang ada di roda kemudi sering kali muncul dan tidak. Sehingga perlu kecermatan ekstra.
“Karena tiba-tiba roda kemudi terasa berat di saat pengemudi ingin membelokkan mobilnya, atau di saat mencari tempat parkir. Gejala seperti itu kadang tidak disadari pemilik mobil,” terang Aang.
Kecermatan yang tinggi juga diperlukan saat mendengarkan ada tidaknya suara mendengung kala mobil berbelok. Pada umumnya, pengemudi atau pemilik mobil menganggap suara mendengung merupakan gejala biasa yang ada di mobil.
Mereka kerap mengira suara itu berasal dari ban yang bergesekan dengan lintasan yang dilalui. Padahal, gejala itu merupakan pertanda power steering bermasalah. Begitu pula dengan roda kemudi yang terasa berat saat mobil berbelok.
2. Cara pencegahan
Cara untuk mencegah agar peranti itu tak bermasalah sejatinya cukup mudah. Ada tiga hal yang perlu Anda lakukan.
Pertama, amati dengan cermat warna minyak rem apakah telah berubah kehitaman. Minyak power steering yang masih bagus biasanya berwarna merah (ada juga minyak peranti ini yang berwarna kuning emas). Bila ternyata telah hitam, maka sebaiknya segera mengganti kendati usia pemakaian minyak belum mencapai 30 ribu kilometer.
“Umumnya pabrikan merekomendasi penggantian minyak power steering setiap mobil telah berjalan 30 ribu kilometer,” ujar Aang.
Dia menyarankan, agar penggantian tersebut dilakukan oleh mekanik bengkel yang memiliki keahlian. Pasalnya, pengurasan tabung minyak tersebut juga harus melepas beberapa komponen. Sehingga bila bongkar pasang tidak tepat justru menimbulkan masalah baru, seal bocor misalnya.
Kedua, melakukan pengecekan secara rutin. Pengecekan bisa Anda lakukan saat mengganti oli mesin dan sebagainya. Amati pula volume minyak, jangan sampai ketinggian minyak tersebut berada di bawah garis minimal.
Sebab, bila hal itu terjadi maka seal akan rusak. Biaya perbaikan yang harus Anda keluarkan untuk memperbaikinya juga cukup banyak.
Ketiga, pastikan drive belt atau sabuk penggerak peranti itu yang terhubung dengan mesin dalam kondisi bagus. Bila ternyata komponen itu telah aus – dengan tanda retak-retak di bagian dalamnya atau benang-benang kerangka sabuk terlihat mengembang- sebaiknya segera diganti.
Pasalnya, bila sabuk putus power steering tidak akan berfungsi meski mobil tetap melaju, dan biasanya pengemudi tidak menyadari. “Namun, tingkat refleks mobil saat pengemudi bermanuver akan lambat. Kalau tidak disadari bisa membahayakan baik diri sendiri atau orang lain,” kata Aang.
Keempat, agar power steering tidak gampang rusak sebaiknya tidak memaksakan roda kemudi diputar hingga mentok. Biasanya, para pemilik mobil membelokkan roda kemudi hingga bersuara klek
Padahal gaya mengemudi seperti itu sama halnya memaksa perangkat ini bekerja ekstra keras untuk memutar roda dari satu posisi ekstrem ke posisi lainnya. Akibatnya komponen pendukungnya cepat rusak. http://www.tempo.co/read/ news/2011/03/09/123318735/ Cara-Mudah-Cegah-Power-Stee ring-Bermasalah
“Padahal kerusakan di power steering, khususnya yang menggunakan sistem mekanis dengan cairan fluida, berawal dari hal-hal kecil,” papar Aang Kunaefi, mekanik senior Mitra Motor, Kemayoran, Jakarta Utara, Rabu (9/3).
Memang, power steering dengan sistem elektronik oleh pabrikan dirancang memiliki umur lebih panjang dan tidak memerlukan perawatan khusus. Oleh karena itu, yang dibahas di tulisan ini adalah power steering dengan sistem mekanis yang menggunakan cairan fluida untuk menggerakkan kotak steering.
Lantas apa saja akibat bila peranti rusak atau bermasalah, selain pengendalian stir mobil menjadi berat? Tetesan atau rembesan minyak power steering, kata Aang, sebenarnya juga berbahaya bila terkena di bagian mesin yang panas.
“Sebab berpotensi menimbulkan kebakaran. Di luar negeri mobil yang mengalami hal seperti itu ditarik, tetapi di kita karena kurangnya pemahaman jadi dianggap biasa saja,” kata dia.
Selain itu, bila telah terbiasa menggunakan power steering yang dengan mudah mengendalikan mobil, maka bila peranti itu tiba-tiba rusak selain tidak nyaman refleks juga tidak akan cepat. Meski terlihat sepele, namun akibatnya bisa fatal.
“Terlebih, kerusakan power steering juga sulit dikenali gejalanya secara sekilas,” terang Aang.
Lantas bagaimana cara mengenali gejala kerusakan? Apa yang harus dilakukan untuk mencegah kerusakan atau masalah? Berikut tips dari Aang:
1. Kenali gejala kerusakan
Cara untuk mengenali masalah ini memang gampang-gampang sulit. Pasalnya, gejala yang ada di roda kemudi sering kali muncul dan tidak. Sehingga perlu kecermatan ekstra.
“Karena tiba-tiba roda kemudi terasa berat di saat pengemudi ingin membelokkan mobilnya, atau di saat mencari tempat parkir. Gejala seperti itu kadang tidak disadari pemilik mobil,” terang Aang.
Kecermatan yang tinggi juga diperlukan saat mendengarkan ada tidaknya suara mendengung kala mobil berbelok. Pada umumnya, pengemudi atau pemilik mobil menganggap suara mendengung merupakan gejala biasa yang ada di mobil.
Mereka kerap mengira suara itu berasal dari ban yang bergesekan dengan lintasan yang dilalui. Padahal, gejala itu merupakan pertanda power steering bermasalah. Begitu pula dengan roda kemudi yang terasa berat saat mobil berbelok.
2. Cara pencegahan
Cara untuk mencegah agar peranti itu tak bermasalah sejatinya cukup mudah. Ada tiga hal yang perlu Anda lakukan.
Pertama, amati dengan cermat warna minyak rem apakah telah berubah kehitaman. Minyak power steering yang masih bagus biasanya berwarna merah (ada juga minyak peranti ini yang berwarna kuning emas). Bila ternyata telah hitam, maka sebaiknya segera mengganti kendati usia pemakaian minyak belum mencapai 30 ribu kilometer.
“Umumnya pabrikan merekomendasi penggantian minyak power steering setiap mobil telah berjalan 30 ribu kilometer,” ujar Aang.
Dia menyarankan, agar penggantian tersebut dilakukan oleh mekanik bengkel yang memiliki keahlian. Pasalnya, pengurasan tabung minyak tersebut juga harus melepas beberapa komponen. Sehingga bila bongkar pasang tidak tepat justru menimbulkan masalah baru, seal bocor misalnya.
Kedua, melakukan pengecekan secara rutin. Pengecekan bisa Anda lakukan saat mengganti oli mesin dan sebagainya. Amati pula volume minyak, jangan sampai ketinggian minyak tersebut berada di bawah garis minimal.
Sebab, bila hal itu terjadi maka seal akan rusak. Biaya perbaikan yang harus Anda keluarkan untuk memperbaikinya juga cukup banyak.
Ketiga, pastikan drive belt atau sabuk penggerak peranti itu yang terhubung dengan mesin dalam kondisi bagus. Bila ternyata komponen itu telah aus – dengan tanda retak-retak di bagian dalamnya atau benang-benang kerangka sabuk terlihat mengembang- sebaiknya segera diganti.
Pasalnya, bila sabuk putus power steering tidak akan berfungsi meski mobil tetap melaju, dan biasanya pengemudi tidak menyadari. “Namun, tingkat refleks mobil saat pengemudi bermanuver akan lambat. Kalau tidak disadari bisa membahayakan baik diri sendiri atau orang lain,” kata Aang.
Keempat, agar power steering tidak gampang rusak sebaiknya tidak memaksakan roda kemudi diputar hingga mentok. Biasanya, para pemilik mobil membelokkan roda kemudi hingga bersuara klek
Padahal gaya mengemudi seperti itu sama halnya memaksa perangkat ini bekerja ekstra keras untuk memutar roda dari satu posisi ekstrem ke posisi lainnya. Akibatnya komponen pendukungnya cepat rusak. http://www.tempo.co/read/
Komentar